Latest Posts
Jumat, 01 November 2013
Insight SDPC Special Edition
Posted on 16.57 by Insight Psikologi Universitas Airlangga
Jumat, 24 Mei 2013
Buletin EDISI MEI
Posted on 19.06 by Insight Psikologi Universitas Airlangga
Selasa, 30 April 2013
Buletin Edisi April
Posted on 19.41 by Insight Psikologi Universitas Airlangga
Selasa, 23 April 2013
Good News from Debater
Posted on 19.58 by Insight Psikologi Universitas Airlangga
18 sampai 21 April 2013, tim debat Fakutas Psikologi Universitas
Airlangga mengikuti ajang kompetisi debat se-Jawa. Debat yang mengusung
tema Keluarga Sehat di Indonesia ini bertempat di Universitas Katolik
Soegijapranata Semarang. Psikologi UA mengirimkan dua tim debatnya,
yaitu tim UA 1 yang terdiri dari Agus, Dwika dan Mustika, dan tim UA 2
yang terdiri dari Atik, Lucky dan Handy.
Lomba debat bernama PICASO (Psychology Academic Soegijapranata) didikuti oleh 20 tim dari 13 Universitas. Pada tanggal 19 April dari 20 tim tersebut, akan melewati 3 babak penyisihan dan akan diambil delapan besar. Pada penyisihan pertama, tim UA 2 berhasil mengalahkan tim Undip 2 dengan margin 1. Sedangkan tim UA 1 harus merelakan kehilangan winning point setelah kalah dari tuan rumah dengan margin 0,5. Pada hari yang sama, dilansungkan penyisihan kedua, kali ini tim UA 1 menghadapi tim Undip 2 yang sebelumnya dikalahkan oleh tim UA 2. Dengan mudah, tim UA 1 memenangkan perdebatan dengan margin yang cukup besar, yaitu 6. Di lain sisi, tim UA 2 harus berbesar hati untuk menerima kekalahan dari Universitas Islam Bandung dengan margin 1. Dengan demikian, tim UA 1 dan tim UA 2 sama-sama meraih 1 winning poin dengan margin 5,5 untuk tim UA 1 dan margin 0 untuk tim UA 2.
Langkah tim debat psikologi UA akan ditentukan pada penyisihan ke tiga yang diadakan tanggal 20 April. Penyisihan ke tiga ini, baik tim UA 1 maupun tim UA 2 harus mendapatkan winning pion agar tetap bisa melaju ke delapan besar. Sayangnya, tim UA 1 dan tim UA 2 harus bertemu pada saat yang sangat menentukan ini. Akhirnya, tim UA 2 harus mengakui tim UA 1 dengan margin 2. Hasil ini mengantrakan tim UA 1 melaju ke delapan besar.
Perjuangan belum selesai, di hari yang sama tim UA 1 berhadapan dengan tim debat dari Universitas Islam Yogyakarta (UII). Meskipun menghadapi mosi impromptu, namun tim UA 1 tetap berhasil menekuk tim debat UII. Selanjutnya, tim UA 1 melangkah ke semi final bersama 3 tim lainnya yaitu Universitas Bina Nusantara Jakarta (Binus), Universitas Pelita Harapan Surabaya (UPH) 1 dan 2. Untuk perebutan tiket final, tim UA 1 harus menghadapi tim debat UPH 1 dan Binus melawan UPH 2. Namun tim UA 1 harus mengakui keunggulan tim UPH 1, sedangkan Binus ditekuk UPH 2.
Pada tanggal 21 April, diselenggarakan babak final UPH 1 melawan UPH 2 dan perebutan tempat ketiga yaitu tim UA 1 melawan Binus. Pertandingan perebutan juara 3 dimulai terlebih dahulu. Agus, Dwika dan Mustika sebagai ksatria UA 1 terlihat siap melawan Bina Nusantara Jakarta. Setelah melewati perdebatan yang cukup sengit, tim juri memutuskan untuk memilih Bina Nusantara sebagai juara 3. Babak final antara sesama tim debat dari UPH dimenangkan oleh UPH 1. Dengan demikian, tim UA 1 telah mengukir prestasi yang patut dibanggakan karena mampu menempati 4 besar dalam debat PICASO tersebut. Go Fight and Win untuk tim debat Fakultas Psikologi UA. Tetap semangat untuk menjadi yang terbaik suatu saat nanti. (atk)
Lomba debat bernama PICASO (Psychology Academic Soegijapranata) didikuti oleh 20 tim dari 13 Universitas. Pada tanggal 19 April dari 20 tim tersebut, akan melewati 3 babak penyisihan dan akan diambil delapan besar. Pada penyisihan pertama, tim UA 2 berhasil mengalahkan tim Undip 2 dengan margin 1. Sedangkan tim UA 1 harus merelakan kehilangan winning point setelah kalah dari tuan rumah dengan margin 0,5. Pada hari yang sama, dilansungkan penyisihan kedua, kali ini tim UA 1 menghadapi tim Undip 2 yang sebelumnya dikalahkan oleh tim UA 2. Dengan mudah, tim UA 1 memenangkan perdebatan dengan margin yang cukup besar, yaitu 6. Di lain sisi, tim UA 2 harus berbesar hati untuk menerima kekalahan dari Universitas Islam Bandung dengan margin 1. Dengan demikian, tim UA 1 dan tim UA 2 sama-sama meraih 1 winning poin dengan margin 5,5 untuk tim UA 1 dan margin 0 untuk tim UA 2.
Langkah tim debat psikologi UA akan ditentukan pada penyisihan ke tiga yang diadakan tanggal 20 April. Penyisihan ke tiga ini, baik tim UA 1 maupun tim UA 2 harus mendapatkan winning pion agar tetap bisa melaju ke delapan besar. Sayangnya, tim UA 1 dan tim UA 2 harus bertemu pada saat yang sangat menentukan ini. Akhirnya, tim UA 2 harus mengakui tim UA 1 dengan margin 2. Hasil ini mengantrakan tim UA 1 melaju ke delapan besar.
Perjuangan belum selesai, di hari yang sama tim UA 1 berhadapan dengan tim debat dari Universitas Islam Yogyakarta (UII). Meskipun menghadapi mosi impromptu, namun tim UA 1 tetap berhasil menekuk tim debat UII. Selanjutnya, tim UA 1 melangkah ke semi final bersama 3 tim lainnya yaitu Universitas Bina Nusantara Jakarta (Binus), Universitas Pelita Harapan Surabaya (UPH) 1 dan 2. Untuk perebutan tiket final, tim UA 1 harus menghadapi tim debat UPH 1 dan Binus melawan UPH 2. Namun tim UA 1 harus mengakui keunggulan tim UPH 1, sedangkan Binus ditekuk UPH 2.
Pada tanggal 21 April, diselenggarakan babak final UPH 1 melawan UPH 2 dan perebutan tempat ketiga yaitu tim UA 1 melawan Binus. Pertandingan perebutan juara 3 dimulai terlebih dahulu. Agus, Dwika dan Mustika sebagai ksatria UA 1 terlihat siap melawan Bina Nusantara Jakarta. Setelah melewati perdebatan yang cukup sengit, tim juri memutuskan untuk memilih Bina Nusantara sebagai juara 3. Babak final antara sesama tim debat dari UPH dimenangkan oleh UPH 1. Dengan demikian, tim UA 1 telah mengukir prestasi yang patut dibanggakan karena mampu menempati 4 besar dalam debat PICASO tersebut. Go Fight and Win untuk tim debat Fakultas Psikologi UA. Tetap semangat untuk menjadi yang terbaik suatu saat nanti. (atk)
Minggu, 21 April 2013
Tentang Kartini
Posted on 20.20 by Insight Psikologi Universitas Airlangga
Hari Kartini, tentu sudah tidak asing lagi di telinga kita semua masyarakat Indonesia. Hari Kartini begitu penting untuk kita semua khususnya para perempuan, karena hari Kartini menjadi awal dari kebangkitan para perempuan di Indonesia atau kata populernya ‘emansipasi wanita’.
Dalam memperingati Hari Kartini dapat dilakukan dengan cara berbeda-beda antara individu yang satu dengan yang lain termasuk oleh salah satu dosen di fakultas kita tercinta yaitu Bu Meta Zahro Aurelia. Menariknya,Bu Meta memiliki pandangan yang unik tentang Hari Kartini. Menurut beliau, Ibu Kartini bukan wanita Indonesia pertama yang mempelopori tentang adanya emansipasi. Sebelum Ibu Kartini, ada beberapa tokoh wanita seperti Rohana Kudus dan Laksamana Malahayati yang memiliki pengaruh besar dalam masyarakat.
Rohana Kudus merupakan tokoh wanita yang berjuang lewat menulis. Beliau telah membangkitkan para perempuan di Tanah Minang. Rohana mendirikan sekolah keterampilan khusus perempuan pada tanggal 11 Februari 1911 yang diberi nama Sekolah Kerajinan Amai Setia. Di sekolah ini diajarkan berbagai keterampilan untuk perempuan, keterampilan mengelola keuangan, tulis-baca, budi pekerti, pendidikan agama dan Bahasa Belanda. Selain itu Rohana juga berjuang melaui tulisan-tulisannya. Ia seorang wartawan perempuan yang banyak menulis di koran dan otomais tulisannya banyak dibaca orang. Hal ini telah berarti perempuan pada masa itu tidak hanya berurusan saja dengan dapur dan mengurus rumah saja. Tapi memiliki peran juga dalam masyarakat.
Sementara Laksamana Malahayati, adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Malahayati memimpin 2.000 orang pasukan Inong Balee (janda-janda pahlawan yang telah tewas) berperang melawan kapal-kapal dan benteng-benteng Belanda tanggal 11 September 1599 sekaligus membunuh Cornelis de Houtman dalam pertempuran satu lawan satu di geladak kapal, dan mendapat gelar Laksamana untuk keberaniannya ini, sehingga ia kemudian lebih dikenal dengan nama Laksamana Malahayati..
Benar, kedua tokoh perempuan tersebut merupakan perempuan-perempuan yang luar biasa – yang tak jauh beda dari Ibu Kartini.
Bagi bu Meta “Berperan sesuai kompetensi” dapat menjadi kartini dan perempuan di era modern seperti sekarang. Karena berlatarbelakang psikologi, beliau ingin dapat berperan dalam masyarakat dengan ilmu psikologi yang dimiliki. Pada dasarnya menjadi perempuan yang berpengaruh dalam masyarakat tidak saja karena semangat Kartini tapi setiap wanita kalau bisa tidak hanya berkutat di rumah dan dapur saja. (ynt)
Dalam memperingati Hari Kartini dapat dilakukan dengan cara berbeda-beda antara individu yang satu dengan yang lain termasuk oleh salah satu dosen di fakultas kita tercinta yaitu Bu Meta Zahro Aurelia. Menariknya,Bu Meta memiliki pandangan yang unik tentang Hari Kartini. Menurut beliau, Ibu Kartini bukan wanita Indonesia pertama yang mempelopori tentang adanya emansipasi. Sebelum Ibu Kartini, ada beberapa tokoh wanita seperti Rohana Kudus dan Laksamana Malahayati yang memiliki pengaruh besar dalam masyarakat.
Rohana Kudus merupakan tokoh wanita yang berjuang lewat menulis. Beliau telah membangkitkan para perempuan di Tanah Minang. Rohana mendirikan sekolah keterampilan khusus perempuan pada tanggal 11 Februari 1911 yang diberi nama Sekolah Kerajinan Amai Setia. Di sekolah ini diajarkan berbagai keterampilan untuk perempuan, keterampilan mengelola keuangan, tulis-baca, budi pekerti, pendidikan agama dan Bahasa Belanda. Selain itu Rohana juga berjuang melaui tulisan-tulisannya. Ia seorang wartawan perempuan yang banyak menulis di koran dan otomais tulisannya banyak dibaca orang. Hal ini telah berarti perempuan pada masa itu tidak hanya berurusan saja dengan dapur dan mengurus rumah saja. Tapi memiliki peran juga dalam masyarakat.
Sementara Laksamana Malahayati, adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Malahayati memimpin 2.000 orang pasukan Inong Balee (janda-janda pahlawan yang telah tewas) berperang melawan kapal-kapal dan benteng-benteng Belanda tanggal 11 September 1599 sekaligus membunuh Cornelis de Houtman dalam pertempuran satu lawan satu di geladak kapal, dan mendapat gelar Laksamana untuk keberaniannya ini, sehingga ia kemudian lebih dikenal dengan nama Laksamana Malahayati..
Benar, kedua tokoh perempuan tersebut merupakan perempuan-perempuan yang luar biasa – yang tak jauh beda dari Ibu Kartini.
Bagi bu Meta “Berperan sesuai kompetensi” dapat menjadi kartini dan perempuan di era modern seperti sekarang. Karena berlatarbelakang psikologi, beliau ingin dapat berperan dalam masyarakat dengan ilmu psikologi yang dimiliki. Pada dasarnya menjadi perempuan yang berpengaruh dalam masyarakat tidak saja karena semangat Kartini tapi setiap wanita kalau bisa tidak hanya berkutat di rumah dan dapur saja. (ynt)
Kamis, 11 April 2013
[HASIL POLLING] UJIAN ONLINE
Posted on 20.26 by Insight Psikologi Universitas Airlangga
Berita
ujian yang dilakukan secara online baik dari dalam negeri maupun luar negeri
sepertinya teman-teman sebelumnya sudah pernah mendengar ya? Nah, karena heboh
berita tersebut, maka fakultas kita baru-baru ini mencoba mengadakan ujian
secara online untuk beberapa mata kuliah Ujian Tengah Semester. Inovasi
fakultas ini tentu menjadi sesuatu hal yang baru dan diperbincangkan oleh
teman-teman psikologi. Oleh karena itu, insighters menyebarkan polling untuk
melihat respon dari mahasiswa yang kemarin melakukan ujian online. Berikut
adalah hasil yang kami dapatkan:
Sebanyak
72.5% responden mahasiswa setuju diadakannya ujian online dan sisanya sebanyak
27.5% menyatakan tidak setuju. Tapi secara keseluruhan responden sebelumnya
sudah pernah mendengar berita tentang ujian online. Yang menjadi alasan
teman-teman menyetujui adanya ujian online ini antara lain karena kelebihan
ujian online yang dinilai praktis. Ujian online ini memang memudahkan mahasiswa
karena tidak perlu ribet membulatkan jawaban dan memudahkan dosen dalam
penginputan nilai. Alasan lain yang dipertimbangkan dalam ujian online adalah
penghematan biaya, waktu, dan jarak. Sebaliknya yang menjadi kekurangan dalam
ujian online ini adalah adanya error atau instruksi yang kurang jelas serta
penggunaan waktu yang tergesa-gesa. Kejujuran juga dinilai kurang terjamin
karena mahasiswa dibagi menjadi beberapa kloter. Walaupun secara keseluruhan
ujian online ini sudah berjalan dengan baik dan mendapat tanggapan positif.
Harapan
yang ditujukan untuk ujian online kedepannya adalah teman-teman menyarankan
agar ujian online ini disosialisasikan dengan baik kepada seluruh mahasiswa
psikologi agar menghindari adanya kebingungan saat pengerjaan. Lalu adanya
pengawasan yang lebih ketat, serta diperbagus lagi fasilitas agar waktu menjadi
lebih efisien. Mudah-mudahan kedepannya ujian online difakultas kita semakin
baik ya. Selamat Ujian Tengah Semester teman-teman semuanya :). (chi)
Langganan:
Postingan (Atom)