Belakangan ini para mahasiswa khususnya mahasiswa
fakultas psikologi dibuat resah oleh maraknya tindak penipuan yang salah
satunya mengatas namakan Rektor Unair
atau Dekan fakultas Psikologi Unair. Tanpa basa-basi, oknum penipu tersebut
akan menggasak habis seluruh isi ATM mahasiswa yang menjadi korbannya. Tanpa
pandang bulu dan tak melihat dari kelas ekonomi manakah dia.
Dengan berpura-pura sebagai rektor atau dekan, Sang oknum
penipu akan mengirimkan pesan singkat berupa SMS dengan kurang lebih berbunyi “…Saya Bpk. Seger Handoyo (Dekan Psikologi
Unair) Yth, (sebut nama), diminta hubungi sekarang Bpk Prof,Dr.H.Fasich.
08567029759. Anda ditunjuk hadir dalam seminar pengembangan karakter dan
kewirausahaan mahasiswa dari dikti tgl 20/21 maret di hotel Borobudur Jakarta,
trims…” dengan nomor pengirim 081212208478. Disaat inilah mahasiswa yang menerima SMS
sebagaimana tersebut, dituntut kekritisannya agar tidak gegabah dan memikirkan
matang-matang untuk menyikapinya. Karena oknum tersebut mengetahui si calon korban adalah benar-benar mahasiswa psikologi. Entah dari mana si oknum
dapat mengetahui hal tersebut.
Oknum penipu tersebut tidak akan menyerah sampai dia
mendapatkan apa yang menjadi targetnya. Meskipun si korban mengindahkan SMS
tersebut, dia akan menelpon terus menerus sampai korban mengangkatnya.
Bagi mahasiswa yang terperdaya, tentu lebih memudahkan
bagi si oknum untuk menjalankan rencananya. Setelah mengirimkan SMS, si oknum
penipu akan menelpon korbannya
untuk meminta nomor rekening dan KTP
korban, serta menanyakan berapa saldo dalam ATM tersebut. Dengan dalih kalau
tidak membayar, korban tidak bisa
mengikuti seminar tersebut. Mengikiuti
senimar, diminta langsung oleh dekan atau rektor, siapa yang tidak tergoda?
Terlebih pelaksanaanya di ibu kota. Korban yang tergoda tersebut akan dengan
senang hati memberikan nomor rekening dan KTP-nya. Jika tidak punya ATM , pasti
akan mengusahakannya.
Selanjutnya, Mahasiswa akan diminta untuk ke ATM. Setelah
di sana, dia akan seperti dihipnotis. Korban akan diminta menstranfer uang yang
bisa jadi sejumlah saldo yang ada di ATM korban. Dengan kata lain menguras
habis seluruh isinya.
“Penipuan ini merugikan banget. Terlebih mereka telah
mendzalimi mahasiswa yang notabenne belum mapan secara ekonomi. Lebih baik
berhati-hati, jangan mudah percaya, pastikan bertanya langsung pada pihak yang
bersangkutan,” tutur Siti Sa’adah, mahasiswa psikologi angakatan 2012 yang
nyaris akan mentransfer uang di ATM milik ayahnya. Seandainya ia tidak teringat
dengan temannya yang pernah menjadi korban penipuan dengan mengatasnamakan
rektor atau dekan seperti ini.
Mahasiswa harus mewaspadai tentang penipuan semacam ini. Sekali lagi, penipu
tidak menyerah dan akan terus mencoba menghubungi korban sampai apa yang diinginkannya
tercapai. Apabila mendapat SMS seperti yang tersebut di atas, tidak ada
salahnya untuk mematikan ponsel paling tidak sehari semalam. Agar oknum penipu
tidak dapat menghubungi dan tak menganggu lagi.
0 komentar:
Posting Komentar