Sabtu, 23 Maret 2013

Waspadai Penipuan yang Mengatasnamakan Rektor atau Dekan Unair

Belakangan ini para mahasiswa khususnya mahasiswa fakultas psikologi dibuat resah oleh maraknya tindak penipuan yang salah satunya  mengatas namakan Rektor Unair atau Dekan fakultas Psikologi Unair. Tanpa basa-basi, oknum penipu tersebut akan menggasak habis seluruh isi ATM mahasiswa yang menjadi korbannya. Tanpa pandang bulu dan tak melihat dari kelas ekonomi manakah dia.
Dengan berpura-pura sebagai rektor atau dekan, Sang oknum penipu akan mengirimkan pesan singkat berupa SMS dengan kurang lebih berbunyi “…Saya Bpk. Seger Handoyo (Dekan Psikologi Unair) Yth, (sebut nama), diminta hubungi sekarang Bpk Prof,Dr.H.Fasich. 08567029759. Anda ditunjuk hadir dalam seminar pengembangan karakter dan kewirausahaan mahasiswa dari dikti tgl 20/21 maret di hotel Borobudur Jakarta, trims…” dengan nomor pengirim 081212208478. Disaat  inilah mahasiswa yang menerima SMS sebagaimana tersebut, dituntut kekritisannya agar tidak gegabah dan memikirkan matang-matang untuk menyikapinya. Karena oknum tersebut  mengetahui si calon korban adalah benar-benar  mahasiswa psikologi. Entah dari mana si oknum dapat mengetahui hal tersebut.
Oknum penipu tersebut tidak akan menyerah sampai dia mendapatkan apa yang menjadi targetnya. Meskipun si korban mengindahkan SMS tersebut, dia akan menelpon terus menerus sampai korban mengangkatnya.
Bagi mahasiswa yang terperdaya, tentu lebih memudahkan bagi si oknum untuk menjalankan rencananya. Setelah mengirimkan SMS, si oknum penipu akan menelpon  korbannya untuk  meminta nomor rekening dan KTP korban, serta menanyakan berapa saldo dalam ATM tersebut. Dengan dalih kalau tidak membayar, korban  tidak bisa mengikuti seminar tersebut.  Mengikiuti senimar, diminta langsung oleh dekan atau rektor, siapa yang tidak tergoda? Terlebih pelaksanaanya di ibu kota. Korban yang tergoda tersebut akan dengan senang hati memberikan nomor rekening dan KTP-nya. Jika tidak punya ATM , pasti akan mengusahakannya.
Selanjutnya, Mahasiswa akan diminta untuk ke ATM. Setelah di sana, dia akan seperti dihipnotis. Korban akan diminta menstranfer uang yang bisa jadi sejumlah saldo yang ada di ATM korban. Dengan kata lain menguras habis seluruh isinya.
“Penipuan ini merugikan banget. Terlebih mereka telah mendzalimi mahasiswa yang notabenne belum mapan secara ekonomi. Lebih baik berhati-hati, jangan mudah percaya, pastikan bertanya langsung pada pihak yang bersangkutan,” tutur Siti Sa’adah, mahasiswa psikologi angakatan 2012 yang nyaris akan mentransfer uang di ATM milik ayahnya. Seandainya ia tidak teringat dengan temannya yang pernah menjadi korban penipuan dengan mengatasnamakan rektor atau dekan seperti ini.
Mahasiswa harus mewaspadai tentang  penipuan semacam ini. Sekali lagi, penipu tidak menyerah dan akan terus mencoba menghubungi korban sampai apa yang diinginkannya tercapai. Apabila mendapat SMS seperti yang tersebut di atas, tidak ada salahnya untuk mematikan ponsel paling tidak sehari semalam. Agar oknum penipu tidak dapat menghubungi dan tak menganggu lagi.

0 komentar:

Posting Komentar